Lemah Kuning! Nama ini sengaja aku pilih, karena ini akan mengingatkan pada suatu masalah tersendiri, yang menjadi harus dicampakkan, dan dijauhkan dari kebenaran. Dan mungkin kebenaran itu hanya menjadi suatu impian belaka. Namun demikian marilah kita bermimpi, banyak orang mengatakan dengin bermimpi suatu saat akan menjadi kenyataan. Jauh sebelum saya menggunakan kata ini untuk memberi judul blog, hanya satu masalah yang muncul ketika dilakukan pencarian menggunakan google.

21.11.10

Belajar Hidup

Bersama Bakteri
By: Lemah Kuning


Ini bukan curhat tetapi merupakan pengalaman saya dalam bekerja, yang mungkin bisa digunakan untuk referensi dalam masalah-masalah yang lain. Sebenarnya sudah lama saya ingin menuliskan pengalaman saya disini, tetapi kendala terasa cukup banyak, dan naskah inipun akhirnya muncul tanpa konsep yang jelas karena saya hanya menuliskan langsung dari keyboard ke blog secara langsung. Namun demikian saya akan tetap mengeditnya apabila nanti banyak kejanggalan-kejanggalan yang timbul.

Baiklah saya mulai ceritanya. Background saya adalah scient murni dalam ilmu kimia, dan pekerjaan saya sehari-hari adalah sebagai pengendali sebuah unit pengolahan limbah cair (UPLC) sistim kimia-fisika. Mungkin ini sebuah pekerjaan yang sangat klop dengan backgroud saya tadi. Ya memang, karena saya tidak perlu dengan teori yang muluk-muluk untuk menuntaskan pekerjaan, cukup dengan ilmu-ilmu yang diperoleh di SMA dulu, katakanlah dengan teori penggaraman 1 hingga 10 sudah cukup meskipun toh akhirnya harus dimantapkan dengan teori-teori redoks.

Beberapa tahun belakangan ini pekerjaan saya nambah, dengan juga harus bertanggung-jawab untuk unit pengolahan limbah cair dengan sistim biologi. Yaah, saya nggak ngerti biologi. Di mata-kuliah yang saya terima dulu tidak ada biologi, karena memang Fakultas saya tidak menjadi satu dengan Fakultas Biologi, meskipun kami semua diberi mata-kuliah dasar yang sama untuk matematika, fisika dan kimia, tetapi tidak untuk biologi. Artinya pengetahuan biologi saya hanya didapatan dari pelajaran sekolah di SMA dulu, ya seperti itulah vermes (cacing) yang terpaksa teman-teman saya dulu memberi julukan untuk guru biologi waktu itu. Atau paramaecium untuk binatang sandalnya, mungkin juga amoeba yang bisa menyebabkan penyakit, si flagelatta yang mempunyai kaki semu. Pekerjaan saya ini mestinya dikerjakan oleh lulusan teknik lingkungan yang memang dipersiapkan sekali untuk hal-hal seperti ini.

Jangan mengeluh, lakukan saja semua tugas yang diberikan, nanti jalan keluar pasti akan datang. Dengan dibekali dengan sebuah mikroskop dengan perbesaran hingga 1000 (meskipun yang sering saya pakai hanya sampai perbesaran 100 saja) dan tentunya dengan peralatan laboratorium sederhana yang juga digunakan untuk pengecekan limbah UPLC kimia-fisika dan sebuah unit alat untuk pengecekan BOD (Biological Oxygen Demand) yang akhirnyapun saya terlantarkan saja, karena tidak sederhananya cara pengujian dan lamanya memperoleh hasil. Toh parameter limbah BOD ini yang semestinya menjadikan parameter utama dalam proses pengolahan limbah sistem biologi bisa dikonversikan langsung dengan parameter COD (Chemical Oxygen Demand) yang cara pengujiannya sangat sederhana, cukup dengan memasukkan 3cc sample kedalam tabung reaksi yang sudah diberi pereaksi (agent) dan kemudian di-refluck secara tertutup selama 2 jam (meskipun sebenarnya tidak harus 2 jam, cukup sampai semua bahan terdakwa bisa bereaksi sempurna) kemudian setelah dingin bisa dicek langsung dengan alat Spektrofotometer UV. Bandingkan dengan pengecekan BOD yang memerlukan waktu minimal 5 hari, denga hasil yang jauh dari akurat dan proses yang berbelit-belit.

Pertamakali menggunakan mikroskup dengan menggunakan preparat langsung dari lumpur yang berasal dari proses pengolahan limbah secara biologi benar-benar sangat terkejut dan surprise. Bagaimana tidak, selama tiga tahun sekolah di SMA hanya dua kali memegang mikroskup dan itupun menggunakan preparat mati yang sudah mengering di dalam kaca preparat, sedangakan disini begitu lumpur ditempatkan pada kaca preparat dan dipasangkan langsung pada mikroskup cukup dengan perbesaran yang paling kecil (100 kali) tiba-tiba setelah fokus diarahkan ada makhluk-makhluk kecil aneh yang bergerak-gerak, ada yang lambat terkesan pemalas, ada yang cepat seperti orang tidak sabaran, ada yang super lincah hampir tak tertangkap oleh mata karena selalu bergerak dengan cepat. Sampai kemudian ketika supervisor dari pemborong unit pengolahan limbah itu yang orang Malaysia ikut melihat, dan dia menunjukkan ke saya ada makhluk kecil sekali tetapi bergerak dan hanya melingkar bunder terus-menerus, makhluk misterius apalagi yang seperti itu? Lalu bagaimana dengan makhluk-makhluk yang dulu dipelajari di SMA, vermes, flagelatta, amoeba, yang mana ya?

Berikut ini adalah gambar-gambar makhluk-makhluk kecil yang sering saya lihat dengan menggunakan mikroskup, tetapi ini bukan gambar saya sendiri, saya peroleh dari web:

1. Bristle Worm














2. Ciliates Paramecium














3. Daphnia














4. Filamentos














5. Free Swimmer












6. Rotifer














7. Suctoria

Dalam melakukan proses sehari-hari hampir saya tidak menggunakan satu literaturpun, karena literatur-literatur yang adapun susah untuk dipahami, dengan rumus-rumus yang bolak-balik dan teori-teori yang membikin pusing serta parameter-parameter yang tidak mudah untuk diperoleh. Sebut saja sludge volume index (SVI), mix liquor suspended solid (MLSS), mix liqour volatile suspended solid (MLVSS), mean cell retention time (MCRT), dan lain sebagainya. Lalu besaran-besaran itu untuk apa sih? Katakanlah SVI dimana saya menggunakan dasar 30 menit (SV30) sesuai dengan petunjuk dari kontraktornya. Besaran ini adalah yang paling mudah untuk didapatkan karena hanya tinggal menuang limbah yang ada di dalam aeration tank kedalam sebuah bejana sebanyak 1 liter dan ditunggu sampai 30 menit. Berapa persen (volume) endapan yang didapat itulah besaran yang dicari. Tetapi kemudian berapa nilai yang bagus untuk SV30 ini. 20%, 30% atau 40%? Yah sekitar-sekitar itu. Belum lagi apabila terjadi kondisi yang tidak menguntungkan dengar terjadinya pengendapan yang sangat lambat karena ada faktor-faktor lain yang tidak diketahui. Haah! Ya kalau sudah diketahui penyebabnya tinggal diselesaikan.

Menurut literatur, kejadian diatas itu biasanya karena kehadiran makhluk-makhluk kecil lain yang sifatnya mengganggu. Darimanakah dia, mengapa tiba-tiba ada disini sedangkan kita tidak mengundangnya? Emangnya gue pikirin. Jawabnya kok enak amat ya! Memang pada akhirnya aku menggunakan sebuah literatur meskipun bukan sebuah buku tebal yang harganya ratusan ribu rupiah. Literatur itu hanya sebuah diagram alir (flow chart) dalam bahasa Inggris (Amerika), bisa ditebak pasti kata-katanya ngalor-ngidul nggak karuan, tidak ketahuan kemana arahnya. Dan sebenarnya diagram itu disertai dengan sebuah buku kecil/tipis dan sebenarnya buku ini sudah dibuang aku pungut lagi dan aku bersihkan. Tentu saja buku itu sudah tidak lengkap, ada bebera halaman dari total kurang dari seratus halaman yang tidak ada. Dari diagram dan buku itu aku banyak mendapatkan petuah sederhana namun sangat bermakna untuk memahami bagaimana menjalani hidup bersama makhluk-makhluk kecil yang kadang kala harus diberi nama bakteri.

Gambar paling atas di halaman ini adalah menunjukkan diagram design awal dari proses pengolahan limbah secara biologi itu. Yah karena pada akhirnya harus banyak aku lakukan modifikasi agar didapatkan hasil yang optimal untuk pengolahan semacam itu. P1, P2 dan P3 adalah pompa-pompa yang akan mengalirkan limbah dari sumbernya yaitu: canteen, merupakan tempat makan seluruh karyawan; limbah yang dihasilkan merupakan air bekas cucian alat makan; kitchen merupakan dapur tempat masak dan limbahnya tentunya merupakan air-air bekas pencucian makanan; kemudian production, karena limbah proses produksi sudah diolah ditempat lain maka limbah ini merupakan limbah dari MCK tanpa limbah padatnya. 

Semua limbah-limbahnya akan ditampung pada sebuah bak raksasa equalization. Disini limbah distabilkan dulu pH-nya sekitar pH normal, namun demikian hanya disediakan larutan soda api (NaOH) yang artinya hanya jika pH equalization turun dratis dibawah nilai yang ditentukan, dimana P5 akan mengalirkan larutan sodanya. Berarti pompa P5 ini kerjanya dikendalikan oleh alat pemantau pH yang terpasang pada bak equalization. Udara bergolak di bak equalization juga berfungsi sebagai pengaduk untuk meratakan bahan kimia. Pompa P4 akan mengalirkan limbah dari bak equalization ke bak aeration.

Di bak aeration inilah makhluk-makhluk kecil itu sengaja ditanamkan dan dibiakkan. Merekalah yang mempunyai jasa paling banyak dalam hal pengolahan limbah cair ini. Merekalah pahlawan yang tidak pernah membutuhkan pengakuan dari siapapun. Dengan kadar oksigen yang cukup yang dihembuskan dari mesin Mixing Blower maka makhluk-makhluk kecil ini akan sangat rakus menyantap makanan (biarpun hanya sisa-sisa orang yang tidak mau menghabiskan makanannya) dengan rakusnya. Alhasil merekapun berkembang biak dengan baik dan kotoran-kotoran yang ada di air limbah menjadi berkurang sangat banyak. Tidak kemana-mana hanya akan menggumpal menjadi sekumpulan materi yang dinamakan lumpur aktif. Pada dasarnyalah mereka sangat suka berkubang di dalam lumpur seperti kerbau.

Secara gravitasi, atau apabila ada aliran air dari pompa P4 maka akan mengalir pula sebagian limbah dari bak aeration ke bak clarifier. Di bak ini makhluk-makhluk kecil itu dipersilahkan istirahat untuk sementara, karena nanti dengan segera setelah lumpur yang membawanya sampai didasar bak akan disedot oleh pompa P6 yang akan mengembalikannya ke bak aeration. Sedangkan air jernih hasil olahan akan mengalir ke bak outlet. Namun demikian air hasil olahan ini tidak serta merta aman, ternyata walaupun dengan mikroskup yang tidak satupun diketemukan makhluk hidup, apabila dianalisa oleh laboratorium yang cukup modern masih banyak diketemukan makhluh hidup, yang sering adalah bakteri Escherichia coli. Meskipun jenis bakteri ini banyak, dan banyak pula yang tidak berbahaya bahkan bersahabat dengan manusia, tetapi karena orang awam terlanjur menuduhnya sebagai binatang jahat yang suka membuat sakit di perut, ya harus dimusnahkan, maka diberinyalah kaporit (NaOCl). 

Tinggal satu proses lagi yang belum saya jalaskan, yaitu apabila lumpur semakin hari semakin banyak, artinya banyak pula makhluk-makhluk hidup itu disana, harus dilakukan pengurangan dengan cara mengalirkan kelebihan lumpurnya (exceed sludge) ke bak lumpur. Nah yang jadi masalah terus lumpur ini harus dikemanakan? Jawabnya nunggu pesan sponsor lewat!






(belum selesai)