Lemah Kuning! Nama ini sengaja aku pilih, karena ini akan mengingatkan pada suatu masalah tersendiri, yang menjadi harus dicampakkan, dan dijauhkan dari kebenaran. Dan mungkin kebenaran itu hanya menjadi suatu impian belaka. Namun demikian marilah kita bermimpi, banyak orang mengatakan dengin bermimpi suatu saat akan menjadi kenyataan. Jauh sebelum saya menggunakan kata ini untuk memberi judul blog, hanya satu masalah yang muncul ketika dilakukan pencarian menggunakan google.

11.12.11

Antara Artis

&
PEKERJA KANTORAN/BURUH PABRIK






















Kali ini saya ingin menyampaikan uneg-uneg saya yang sudah lama sekali aku pikirkan, namun mungkin baru sekarang ini ada kesempatan (meskipun pada dasarnya bisa setiap saat) untuk bisa menuangkan dalam bentuk tulisan di sini. Kali ini juga saya tidak menggunakan referensi apapun untuk menuliskan hal ini, jadi seandainya sudah ada yang menulis tentang hal ini, mohon maaf, bukan berarti saya menjiplak, dan juga tulisan ini tanpa saya konsep lebih dahulu.

Dari judul dan gambar diatas mungkin sudah bisa ditebak apa yang tertulis disini. Tetapi sebenarnya gambar itupun hanya kebetulan saja, karena sebuah fenomenal saja. Bukan gambar atau tidak ada peristiwa itupun tetap saja aku telah memikirkannya sejak lama. Baiklah saya mulai saja.

Sebenarnya (menurut saya) seorang artispun tetap seorang pekerja seperti layaknya orang kantoran ataupun karyawan buruh pabrik. Untuk bisa bertahan manjadi seorang artis (pembicaraan ini saya batasi untuk masa sekarang, karena artis-artis jaman dahulu saya tidak dapat mengetahui persis kehidupannya) maka mereka tak akan lepas dari seorang konglomerat yang mempunyai banyak duwit tentunya.

Agar tidak lompat-lompat, saya mencoba memulai dari tempat saya kerja dulu. Dari dulu (ketika aku mulai kerja) selalu merekrut orang terkenal terutama yang masih muda, dan biasanya dari dunia olah-raga, untuk dijadikan karyawan istimewa dengan gaji tertentu (berapa tepatnya saya tidak pernah tahu). Karyawan istimewa itu berlaku setahun dan bisa diperpanjang atas kemauan dari masing-masing pihak. Karyawan istimewa ini tidak perlu bekerja, ataupun datang setiap hari, atau mungkin datang sekali saja selamanya dan akan menerima gaji penuh setiap bulannya selama masih sebagai karyawan. Hal seperti ini nampaknya sekarang mulai berakhir dan diganti dengan menjadikan seseorang (terkenal tentunya) untuk dijadikan sebagai duta. Mungkin hal ini adalah lebih murah dibandingkan dengan memasang iklan setiap harinya di televisi yang jumlah salurannya semakin membengkak, yang otomatis seseorang untuk dapat menyaksikan iklan yang hanya beberapa saat itu kemungkinannya sangat kecil. Kalau harus beriklan di seluruh saluran dan minimal setiap jam sekali anda bisa hitung sendiri: 24 X 10 X 30 X Rp abc = 7200 X Rp abc sebulan. Kalau perusahaan multi produk masih harus dikalikan jumlah produknya.

Intinya, seorang artis tidak dapatlah bertahan sebagai artis (kehidupannya tidak akan banyak berubah) apabila dia tidak mengantongi satu iklanpun. Artinya seorang artis adalah seorang pekerja juga dari perusahaan yang menggunakan jasanya untuk meyakinkan para khalayak ramai bahwa menggunkan produknya adalah sangat bermanfaat. Berapakah gajinya? Yang jelas tidak akan sama dengan seorang buruh tengahan yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di perusahaan itu, dan bahkan mungkin berlipat-lipat.

Satu lagi uneg-uneg saya, ini mungkin sangat berbeda dengan yang tertulis di atas. Adalah hubungan seorang konglomerat yang kekayaannya selalu bertambah setiap saat dan seorang pemelihara thuyul. Kesamaan-nya adalah bahwa mereka akan mengumpulkan uang/harta dengan cara mengambil sedikit-demi-sedikit sehingga orang yang diambil/diperas hartanya tidak terasa, hanya tahu-tahu mereka merasa ada yang mengerjainya. Pemelihara thuyul akan mengambil uang/harta sebagian dan rutin dari keluarga atau orang-orang yang ada di sekitarnya, karena jumlahnya kecil maka sering yang uang/hartanya diambil tidak merasa. Konglomerat akan mengambil/mengumpulkan uang/hartanya dengan cara memperkerjakan seseorang atau orang banyak dan akan mengambil sebagian kecil dari keuntungan orang-orang yang dipekerjakan tadi.

11.4.11

Menyikapi

Nilai Oktan



Dulu ketika saya sedang belajar tentang hal-hal yang berbau materi (baca: Kimia), sempat mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai hal ini, yaitu ketika belajar mengenai minyak bumi. Namanya juga pelajaran tambahan, seandainya saya tidak mengerti benar tentang hal itu adalah wajar, sedangkan apabila saya tidak mengerti dengan baik ilmu pokok yang saya pelajari itu juga masih wajar. Untuk itu marilah kita sama-sama belajar tentang hal itu.

Sebelum kita mulai, sebaiknya kita arahkan telunjuk jari anda ke sini, dan setelah mendapatkan sedikit gambaran, atau bahkan bingung maka ada baiknya bila telunjuk anda diarahkan ke sini  dan akan menjadi semakin bingung. Dan sebagai tambahan perlu juga kiranya apabila kita harus pula belajar tentang mesin  empat tak (mesin empat langkah).

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.

Nilai oktan bisa berupa RON (Research Octane Number), MON (Motor Octane Number), AKI (Anti-Knock Index) maupun RdON (Observed Road Octane Number). Dan yang dipakai di Indonesia adalah yang pertama. Sebelum kita belajar lebih lanjut lihat gambar di bawah ini, dan kemudian kita sedikit belajar mengenai kimia.

Pada waktu sekolah SD dulu, sudah pernah dikasih gambaran bahwa minyak (bensin, solar, munyak tanah, dll) yang kita pakai sehari-hari adalah berasal dari bumi, makanya kemudian sering disebut minyak bumi. Tetapi minyak tersebut masih kotor dan perlu diolah lebih lanjut dengan penyulingan dan kemudian menjadikan yang bermaca-macam minyak tadi dari yang teratas gas dan yang terbawah aspal. Pada pelajaran tingkat lanjut kemudian kita mengerti bahwa minyak bumi tadi merupakan campuran dari berbagai macam senyawa hidrokarbon (terdiri dari atom H dan atom C) yang sangat komplek, dan untuk bisa digunakan maka perlu dipisah-pisahkan atau dikelompok-kelompokkan maka jadilah elpiji, bensin, solar dan sebagainya itu.

Okelah kita langsung ke fraksi bensin (gasoline) yang terdiri dari percampuran C7H16 (heptana) dan C8H18 (oktana). Heptana dan oktana ini mempunyai isomer yang cukup banyak sehingga sebenarnya bensin adalah campuran lebih dari sepuluh macam senyawa yang berbeda-beda. Tentu saja sifat-sifat fisiknya hampir sama sehingga sangat sukar untuk dipisahkan menjadi senyawa tunggal. Karena bensin bukan senyawa tunggal maka untuk dapat digunakan dengan baik maka diperlukan sebuah nilai. Ini adalah berhubungan sangat erat dengan mesin yang akan dirancang untuk dijalankan dengan bahan bakar bensin tersebut.

Kalau kita pelajari dengan seksama cara kerja mesin (terutama 4 tak), maka bensin harus terbakar secara tepat pada pemampatan secara maksimalnya ketika piston berada tepat pada titik terjauh dari poros yang ketika itu busi akan memberikan percikan bunga api sebagai inisiator pembakaran. Artinya apabila terjadi pembakaran spontan pada bahan bakar yang karena terjadi pemampatan (sebelum piston berada pada titik terjauhnya) maka mesin akan mengalami gangguan, itulah yang dinamakan knocking. Hal ini akan terjadi apabila bensin yang ada di dalam silinder itu mempunyai nilai fisik tidak standar. Nilai fisik itu berkisar antara titik api dan titik nyala. Bagaimanakah menentukan nilai-nilai itu?

Karena bensin tersusun dari berbagai macam senyawa, dan yang paling banyak biasanya isooctane, maka nilai-nilai tadi bisa diperoleh dengan melakukan perbandingan terhadap jumlah isooctane. Maka diperoleh angka oktan, misalnya 88 artinya bensin itu terdiri dari 88% isooctane dan 12% senyawa lainnya. Untuk menggampangkan mencari nilai ini (karena untuk mengetahui dengan pasti susah) maka kemudian bensin dimasukkan ke suatu alat tertentu yang sudah dibakukan dan dinyalakan (semacam mesin juga) dan akan bisa dihitung nilai oktannya.

Mestinya nilai oktan maksimum adalah 100% (99,9). Tetapi ada bahan-bahan lain yang bukan bagian dari bensin dan bisa juga dicampurkan sihingga menyatu dengan bensin itu sendiri. Bahan-bahan tambahan itu (additive) kalau diukur dengan alat tadi akan mempunyai nilai oktan yang lebih dari seratus misalnya: toluene = 111, methanol = 106, xylene = 117. Tentu saja dengan menambahkan (mencampurkan) bahan-bahan tadi akan dapat mendongkrak nilai oktan dari bensin itu. Celakanya bahan-bahan tambahan tadi mempunyai nilai energi yang lebih kecil dari bensin.

Dulu untuk mendongkrak nilai oktan sering digunakan TEL (Tetra Ethylen Lead) atau senyawa timbal yang sekarang sudah dilarang. Sekarang yang sedang mode adalah menambahkan MTBE atau propanol. Pertanyaan saya, apakah anda rela kalau motor/mobil anda kekurangan tenaga karena terpaksa mengkonsumsi makanan yang tidak semestinya?

Kenapa tidak menggunakan bensin yang memang mempunyai nilai oktan yang sesungguhnya? Kenapa tidak menggunakan bensin produksi sendiri yang katanya lebih bagus dari bensin produksi manapun di seluruh dunia? Ingat kasus di negri China yang terpaksa mendongkrak nilai protein pada produk susunya dengan menggunakan melamine.

Saya tambahkan sedikit disini, Indonesia masih menggunakan bensin dengan nilai oktan terendah di dunia yaitu 88, sedangkan Amerika tidak menggunakan standart RON tetapi AKI.

30.3.11

Bahasa Isyarat

Pramuka

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Ada juga kelompok lain yaitu Pembina, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang dimaksud Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Sedangkan Kepanduan (Scout) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara. Tentu saja yang terbanyak dari Indonesia dengan Pramuka (Praja Muda Karana) nya.

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, yang mempunyai lambang tunas kelapa.

Tiga paragraf di atas terasa sangat lancar dan harmonis sekali kata-katanya, karena saya kutip dari Wikipedia. Bagi saya yang menarik dari Kepramukaan (Kepanduan/Scouting) adalah kegiatannya yang kadang-kadang perlu memeras otak untuk dapat menyelesaikannya. Ada beberapa hal dari pengalaman pribadi saya yang akan saya ungkapkan disini. Silakan untuk menyimak uraian berikut.

Hampir semua anak sekolah formal di Indonesia ini tentu pernah menjadi anggota Pramuka, karena itu merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang wajib diikuti dari semenjak SD hingga ke lanjutan tingkat atas. Namun demikian banyak sekali anak-anak yang mengikuti kegiatan ini hanya asal-asalan saja, dan hasilnya tentu saja jauh dari pengharapan semula. Tak jarang mereka mau mengikuti pendidikan ekstra kurikuler ini hanya untuk wah saja. Tetapi bagi yang mengikuti secara serius pastilah banyak manfaat yang dapat diambil.

Kegiatan Kepramukaan ini biasanya dibagi beberapa macam, ada yang dilakukan di dalam kelas yang biasanya untuk briefing atau memberikan petunjuk-petunjuk untuk nanti dipraktekkan. Tentunya praktek itu sendiri yang dilakukan di luar kelas atau udara terbuka, meskipun sifatnya masih bisa sebagai briefing. Dan bila briefing-briefing sudah dirasa cukup, kemudian kemah atau camping yang biasa dilakukan di udara terbuka dan jauh dari rumah. Dalam kegiatan camping ini biasanya akan ada acara-acara lain yang cukup menarik, api unggun dan pertunjukan di malam hari, dan di siang hari ada permainan dan mencari jejak.

Buat saya pribadi hal yang paling menarik di dalam camping adalah saat mencari jejak. Semua tantangan dan persoalan akan muncul saat itu, apabila kita ingin sukses maka harus bisa menaklukkan semua tantangan itu. Dari sandi morse hingga semaphore yang harus dihafal dan masih banyak lagi sandi-sandi yang lain yang biasanya telah diberikan saat briefing sebelumnya.

Saya masih ingat ketika masih SD pada acara briefing diluar ruangan, setelah semua regu berkumpul dan mengelilingi sang tutor dari jarak yang tidak terlalu jauh, kemudian sang tutor mengeluarkan serentengan barang-barang yang disusun dengan seutas tali. Jumlah barang-barang yang berbeda-beda itu kurang lebih sepuluh. Kemudian sang tutor memerintahkan kepada semua anggota Pramuka untuk mengamat-amati barang-barang itu dengan teliti. Diberikan waktu yang cukup lama kurang lebih sepuluh menit. Setelah waktu dirasa cukup kemudian sang tutor memberesi barang-barangnya, sesaat kemudian memerintahkan kepada setiap regu untuk menyebutkan ulang satu-persatu barang-barang itu secara urut. Hanya satu regu yang mendapatkan nilai bagus meskipun tidak maksimal (kurang dua). Setelah diteliti dan dicari sebabnya mengapa regu itu bisa menyebutkan secara urut tetapi kok kurang dua? Ternyata regu itu hanya beranggotakan 8 orang, sehingga ketika masing-masing personel dipaksa untuk menghafal satu macam barang, maka dua barang yang terakhir tidak ada yang menghafalnya.

Dan ketika proses belajar diulang dengan cara yang agak berbeda, yaitu sang tutor hanya menyebutkan saja satu persatu barang tadi dengan nama yang salah (misalnya yang dipegang buku tetapi dibilang kipas) maka akhirnya regu tadi, yang sudah ditambah dua anggota lagi ternyata malah kalang kabut dan jawabnya hampir salah semua. Kuncinya adalah kekompakan dan kebersamaan. Anggota yang baru masuk belum dapat beradaptasi dengan kawan-kawannya yang sudah solid.

Dan ketika sebuah regu yang menurut sang tutor masih sangat mengecewakan dalam hal ini (kebetulan regu putri), diberikan trand yang sama dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menyuruh mereka berjejer menghadap ke depan dan tangan ada di belakang, kemudian sang tutor memberikan barang-barang yang berbeda-beda dengan tetap tangan ada dibelakang, dengan cara barang diberikan kepada anggota yang paling ujung dan untuk diteruskan pada anggota sebelahnya sehingga semua barang habis, dan kembali dikumpulkan satu persatu urut dari ujung yang satunya, tetapi regu inipun masih mengecewakan sang tutor. Intinya adalah pemahaman masing-masing personel yang masih kurang.

Pengalaman yang satu ini adalah terjadi saat mejadi Penegak (Pramuka tingkat SLTA). Pada saat briefing, sandi yang diajarkan adalah AM – ZN yang telah dimodifikasi dengan loncat beberapa item sesuai angka pada kunci yang tertera. Saya tidak ingat persis waktu itu perintah yang diberikan apa, dan dalam bentuk sandinya bagaimana? Tetapi kurang lebih seperti ini:

“Ketika mobil saya yang bernomer 3698 mogok ditengah hutan, maka saya minta bantuan kepada Amir, Mirza, Zainab dan Nina untuk mendorongnya.”

Kemudian di bawahnya ada sederet huruf-huruf besar semua yang hampir-hampir tidak mempunyai makna apa-apa. Dari briefing tadi diperoleh cara menyelesikan sandi tersebut sebagai berikut:





Penjelasannya:

  • Huruf N yang pertama adalah huruf M yang telah loncat 3 kali dari huruf P.
  • Huruf O adalah huruf L yang telah loncat 6 kali dari huruf R.
  • Huruf J adalah huruf Q yang telah loncat 9 kali dari huruf A.
  • Huruf B adalah huruf Y yang telah loncat 8 kali dari huruf J.
  • Huruf W adalah huruf D yang telah loncat 3 kali dari huruf A.
  • Dan begitu seterusnya sampai semua huruf terdefinisikan.
Tetapi ketika di dalam acara mencari jejak yang sebenarnya kakak Pembina telah merubah sandi menjadi seperti berikut:

“Ketika tiba di sebuah tepian hutan, tiba-tiba ada seekor monyet yang hendak menyebrang sebuah kali. Monyet tadi menyebrang jembatan dengan cara melompat dengan irama 3 5 3 ke arah depan.”

Tentu saja saya kalang kabut bagaimana untuk menterjemahkan sandi tersebut di atas, dari sederetan tulisan yang tanpa nama. Setelah lama dipikir bersama-sama, dan setelah lama diotak-atik tidak juga ketemu apa perintah dari sandi itu, akhirnya seorang teman dari regu lain membisikkan hasil dari perintahnya saja tanpa memberitahu cara menyelesaikannya. Ok! Dikerjakannyalah perintah itu meskipun saya masih harus mencari tahu bagaiman cara menyelesaikan sandi itu. Rupanya penyelesaiannya hanya sederhana saja. Maka jika huruf pertama C maka harus loncat 3 ke arah depan menjadi F, dan jika huruf kedua G harus loncat 5 ke arah depan mejadi L, begitu seterusnya. Jadi siapapun yang memberikan sandi dan perintah itu, berhak untuk merubahnya setiap saat tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Hanya kita saja (kami) yang harus pandai-pandai memecahkannya, tentunya dengan nalar dan nafsu yang harus diredam.

Berikut ini beberapa sandi (bahasa isyarat) dalam Pramuka yang saya peroleh dari tempat ini: Pramuka.net
Atau dari sini: Praja Muda Karana :



Primbon adalah salah satu buku yang memuat banyak bahasa isyarat alam (baca: Yang Maha Kuasa). Seperti juga bahasa sandi pada Pramuka, yang memberikan sandi-sandi itu juga punya hak untuk merubah kuncinya. Jadi meskipun itu sebuah Primbon, mestinya kita tidak mebacanya secara tekstual, tetapi harus dengan hati yang bersih, sihingga kita bisa mengerti apa sebenarnya arti yang tersirat dibalik semua yang tersurat. Mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mencerna tulisan saya ini, tetapi tak apalah ini sebagai sesuatu yang ingin saya sampaikan dan sudah terlaksana. Terimakasih!

27.1.11

Fenomena

Corp Circle



Gambar di atas saya ambil dari facebook yang di-upload oleh seorang teman, yaitu gambar pasca kejadian fenomena Corp Circle beberapa waktu yang lalu di Sleman Yogyakarta. Semula ketika mendengar berita tersebut pikiran saya kemudian tertuju pada fenomena-fenomena alam biasa yang sering terjadi di bumi Indonesia, yang sedikit dihiasi dengan keanehan. Namun ketika setelah melihat sekilas gambar-gambar baik yang ada di TV maupun hasil pencarian kemudian saya melihat adanya pola tertentu yang menandakan itu adalah dibuat oleh makhluk cerdas. Buat saya pribadi, kalau hal itu dikerjakan oleh manusia (terutama manusia Indonesia) kok kurang kerjaan amat orang itu sehingga harus merusak sawah orang segala, dan tentu saja tekhnologi seperti apa yang mereka gunakan untuk melakukan kerjaan yang sia-sia seperti itu?

Sebelum mengulas lebih jauh ke arah yang lain, sedikit mengenai pencarian, kemudian saya menemukan pola seperti berikut yang kemudian itu merupakan pola hasil rekonstruksi cepat oleh seseorang dari Corp Circle yang ada di Yogya tersebut:  

Kemudian saya berpikir bahwa pola itu merupakan sebuah jejak dari sebuah pesawat super canggih yang tentu saja bukan buatan manusia di bumi ini. Kurang puas dengan pendapat seperti itu kemudian saya mulai melakukan pencarian lagi ke seluruh pelosok situs, kemudian saya temukan situs berikut:

Sebelum anda membuka untuk melihat-lihat secara keseluruhan dan mendalam berikut akan saya sajikan beberapa Corp Circle yang pernah terjadi.




Setelah melihat berbagai pola yang pernah terjadi maka kemudian saya mempunyai pemikiran-pemikiran yang lain lagi, yaitu tentang si pembuat Corp Circle's (jamak) tersebut. Saya tidak berpikiran lagi dengan apa. atau bagaimana fenomena itu dibuat? Saya sekarang hanya berpikir punya maksud apa fenomena sedemikian banyak diciptakan dengan pola yang berbeda-beda? Berikut ini uraian saya pribadi.

Dengan menangkap kenyataan bahwa semua Corp Circle dibuat di atas hamparan tanaman jagung, gandum ataupun padi, maka saya berkeyakinan bahwa maksud mereka hanya sederhana yaitu ingin melukis seperti ketika kita masih anak-anak yang selalu mencoret-coret apa saja yang ada di depan kita. Tak perduli apakah itu tembok rumah, pagar orang, mobil atau kertas, dan kalau mau lebih profesional maka kita akan melukis di atas kanvas. Jadi mereka menggunakan hamparan ladang gandum ataupun sawah padi dengan tanamannya sebagai kanvas untuk melukis. Apakah mereka hanya bermaksud melukis saja?

Bisa saja mereka punya maksud lain, misalnya mereka ingin bicara tetapi ternyata mereka tidak bisa bersuara seperti kita. Mereka ingin menulis, tetapi mereka tidak punya bahasa tulisan seperti kita. Mereka hanya punya keahlian menghapal bentuk-bentuk yang ada di alam mereka, yang sangat mungkin di peradaban mereka asalnya adalah sudah sangat tertata dengan teraturnya sehingga segala sesuatunya harus simetris. Atau bisa saja bentuk-bentuk yang mereka hafalkan adalah sebuah seni bagi kehidupan mereka dengan lebih menyukai lingkaran sebagai frame, dan beberapa bentuknya ternyata merupakan makhluk. Bagaimana mereka mengerjakan itu semua?

Dengan adanya sumber-sumber yang mengatakan bahwa wahana (kendaraan) mereka, yang sangat mungkin adalah pesawat tanpa awak, (seperti pesawat Huble milik manusia di bumi yang sedang menjelajah luar angkasa), bergerak dengan kecepatan tak tentu dengan lintasan zig-zag maupun patah-patah, maka bisa disimpulkan bahwa wahana mereka tidak bekerja menggunakan hukum gravitasi, seperti kebanyakan sistem yang ada di bumi ini. Lalu bagaimana wahana mereka bekerja?

Itulah kekurangan kita sebagai manusia yang hidup di bumi ini. Kita sudah terlalu puas dengan hanya menggunakan sistim yang semua selalu mengacu terhadap Gelombang Elektromagnetik. Kita tidak pernah ingin tahu lagi bahwa kemungkinan ada gelombang jenis lain lagi. Kita tidak pernah membayangkan bagaimana seandainya gelombang elektromaghnetik (GEM) itu tidak pernah ditemukan. Kita tidak pernah membayangkan seandainya listrik itu tidak pernah ditemukan. Jadi karena semua eksperimen kita selalu melibatkan maghnit dan listrik akibatnya kita hanya akan menemukan GEM saja. Mungkin seperti peribahasa "katak dalam tempurung". Jadi sebenarnya kita sebagai peradaban manusia sudah ketinggalan teramat jauh dengan mereka, yang bisa jadi mereka hanya tinggal sisa-sisa peradaban saja yang terpaksa tersesat sampai ke bumi. Lalu dimana tempat tinggal mereka yang semestinya?

Alam Semesta ini sangat terlalu luas untuk kita pikirkan.




Posting 1:
Anda mungkin akan terheran-heran melihat jejak UFO di Sleman.Tapi coba sedikit jeli memperhatikan gambar yang beredar. Foto yang di-crop sana-sini, perhatikan orang yang berada di situ!
“Waah, bohongan ya pak De? Pembohongnya kok banyak ya!”
“Lah kowe apa ndak curiga fotonya cuman satu saja Thole?”

Posting 2:
Nah yang mengherankan, si “Alien” lupa mengambil gambar dari sisi-sisi lain sewaktu menyogok media untuk memuatnya. Namanya CROPS, betul gambarnya saja yang di-cropping sana-sini untuk mengesankan dari berbagai gambar. Perhatikan adanya orang di dekat bentuk segitiga itu!

Untuk membuktikannya sebaiknya anda ke Jogja menyaksikan sendiri. Lumayan buat menambah PAD, menyumbang korban bencana. Tapi jangan kaget kalau anda pas kesana cropsnya sudah hilang karena hujan. Jadinya gak ada bukti, as usual!


Komentar-komnetra:

Jjhbs: Insinyur pakar pertamananpun bilang untuk bikin circle seperti itu perlu waktu 6 bln, dan itu padi man tidak gampang dirobohin, ditata. Itu padi yang tebal, jangan cuma ngomong, tapi coba anda praktek! Cupet banget! Kalau buat ngalihin perhatian. Masalahnya kenapa Corp Circle ada hampir di semua negara, bahkan ada yang ukuran 7x lapangan bola terjadi dalam 1 malam, atau mungkin hitungan menit. Dasarnya Indonesia mah tiada hari tanpa masalah bro. Amerika dengan sengaja mengkaim kalau UFO adalah pesawat mata-matanya, untuk nakut-nakuti Rusia and Jepang, bahkan mereka bilang UFO adalah balon cuaca dst. Karena mereka ingin menguasi tekhnologinya, biar negara lain nggak ikut-ikutan meneliti UFO (tragedi Roswel New Mexico).

Kita nggak bakalan bisa contact dengan alien selama tidak ada yang bisa jawab/balas bahasa komunikasi yang mereka kirim lewat sandi-sandi corp circlenya, coze di kita bukan cuma orang awam saja yang menafsirkan corp circle dengan logika mahluk bumi yang dangkal, dengn langsung memvonis mentah-mentah CC adalah buatan manusia, dengan penelitian yang cuma pakai kira-kira mengatakan UFO adalah hal yang tahayul. Bukannya berusaha meneliti dengan seksama, dengan logika bahwa Jagat Raya

bukan cuma selebar kening MU, dan selebar kening Om Gayus Tambunan yang hanya pintar nyuri duit negara. Jagat Raya ini terdapat milyaran tata-surya, milyaran galaksi. Di galaksi kita saja diperkirakan ada 5jt planet. Imposible kalau cuma bumi yang berpnghuni. Pasti ada makhluk-makhluk cerdas di luar sana, dan mereka bolak-balik ke bumi mentertawain daya pikir logika mahluk bumi yang mengaku ahli antariksa, ahli fisika, mahasiswa cerdas tetapi cupet-cupet. Pokoke cupet-cupet, dangkal-dangkal wkwkwkwk kasihan guwe mahluk bumi, cuma ngetinya dikit-dikit pengalihan. Tidak tahukan anda tanpa corp circle-pun dari dulu negara bernama Indonesia full masalah, full korupsi dan keterbelakangan ilmu!

SC: Mereka datang dari planet lain, saya yakin itu adalah jejak UFO

Evan: Hehehe kalau mau buat gambar Garuda alien-nya takut nanti dilaporin ke pengadilan

Wars: Coba kalo ufo beneran ada, apa nggak pada grogi tuh yang bikin hoax-nya. Macem orang nakut-nakutin orang lewat di kuburan, tau-tau pocong beneran jawil kupingnya die, hiiiiiiii ……

Maheso: Apapun makanannya, CC tetap karya seni yang indah untuk dilihat. Mending menikmati CC dari pada terjebak permainan politik dengan berbagai kasus yang memang bener-bener pepesan kosong.

AS: Kurang kerjaan orang yang bikin itu, udah beras mahal merusak padi orang lagi. Kalau di kampungku, di Tanah Karo sana ada yang buat kayak gitu di sawah orang, sudah digebuki sama orang sekampung. Jangan-jangan ikut kerja-sama sama yang buat itu. Ada-ada saja!

Nabila: Lebih menarik lagi kalo diadakan lomba crop circle di Jogja, yang penting ada ganti rugi bagi pemilik lahan dan tamanan. Pasti banyak peminatnya, bisa jadi sponsor juga banyak

Rief: Setuju nih dengan Mas Putrago! Penjelasan tentang CC di sini kayaknya ilmiah banget yah, pake analisa geometris segala. Tapi kok soal kemungkinan sudut pengambilan gambar gak kepikiran ya. Di TV juga ada kok tayangan VIDEO pengambilan gambar dari helikopter, jauh lebih indah dari kejauhan. Ini namanya memancing popularitas di air keruh ^_^ Gak baik loh sebagai sikap orang inTELEK.

Andri: Laris manis blognya pak De! Gak usah pedulikan yang ngomongin pak De suka copy paste, karena copy pastenya pak De sangat bermanfaat dan ngilmiah. Itu news-news lain ngikut pak De. Hidup pak De!

Dadang: Allien mau belajar apa ke Indonesia? Belajar kempo di arena sepak bola? Buat seperti itu sangat mudah bagi seniman seni rupa Jogja. Jogja kan gudangnya seniman.

Artis: Yang disebut orang di dekat segitiga itu, sebenernya bukan orang lho. Saya sudah lihat sendiri kesana, itu cuma batang pohon/tonggak di tengah sawah, kayaknya dia nggak bisa direbahkan seperti padi-padi lain yang disekitarnya. Jadi dari jauh seperti orang berdir.

Putrago: Wah yang pengalihan isu itu sebenarnya blog ini. Anda mengatakan pengalihan issu karena anda tidak menyaksikan langsung di TKP. Itu fotonya cuma satu sudut saja karena memang untuk mendapatkan bentuk crop yang jelas harus naik bukit, dan cuma ada satu bukit yg terdekat di situ. Tolong jangan beropini yg sebenarnya ada buktinya tapi anda bilang gak ada buktinya. Jogja setiap hari hujan, tapi baru saja saya menyaksikan secara langsung crop masih ada dengan jelas.

Hafid: Saya kok malah curiga ya, kalau itu hoax. Mana ada sih pesawat ufo bikin crop tapi rata dan bagus gitu? Wkwkwkwkwkwk…

Syidad: Tapi kalau itu buatan manusia, kayak nggak ada kerjaan aja.

Andri: Setelah lihat video pembuatan crop-circlenya, saya cenderung setuju yang di Berbah ini kemungkinan besar man made. Pemilihan lokasinya juga di persawahan pinggir bukit, jadi bisa disaksikan banyak orang. Coba kalau hanya pinggir pepohonan, bisa-bisa pohonnya pada ambruk karena keberatan penonton.
Ayo, siapa yang bikin ngaku saja! Yang jelas bukan aku lho, yang bikin bisa kesempatan ngetop lho, seperti yang bikin lagunya “kalau aku jadi Gayus”

Choirul: Kalau menurut saya kok nggak gitu to, semoga ini bisa diambil manfaatnya saja.

Woman: Aku pikir bukan begitu ceritanya. Perhatian publik dari issue-issue nasional gak bakal mempan kalau cuma pakai cerita UFO. Crop circles di Sleman itu memang ada, tapi jangan terus dikaitkan dengan UFO. Itu namanya ikut-ikutan atau latah dengan cerita crop circles di luar negeri sana. Masak orang nggak bisa bikin crop circles yang cuma selebar 70 meter?

Palupi: Asli kok itu bukan hasil soto sop, tadi saya dapat gambar dari temen yg asli Jogja, kebetulan rumah saya daerah situ.

Dudulzs: Dikit-dikit pengalihan isu! Dikit-dikit dibilang poto palsu! Kalo memang ndak percaya ya search saja dulu poto yang lain, atau dateng saja langsung kesana. Kalo fotonya ngeblur mungkin saja dapetnya dari kamera hape.

Yuwono: Mungkin perlu ke sana. Membandingkan hasil foto dengan kenyataan di lapangan, biar kita yakin ini fakta atau bukan. Sekalian nge-cek secara cermat ada nggak-nya jejak-jejak artifisial di lapangan.

Ngopi Dongeng
Anda dapat memperbanyak dan menyebarluaskan isi website ini seutuhnya (CoPas), sebagian trus dicetak dijual ataupun dipakai bungkus kacang, ataupun dijadikan pesawat-terbang kertas, atau didaur ulang, dst-nya, asalkan tidak menghapus 'catatan hak cipta'. boleh Co-Pas, tetapi cantumkan sumbernya dari Dongeng Geologi. Karena banyak karya orang lain tersadur juga dalam dokumen website ini juga.

23.1.11

Mohon Bantuan

Dibutuhkan Sarjana Kimia Murni


Saya kutipkan sedikit dari Unadang-undang No.32 tahun 2009.

BAB XV
KETENTUAN PIDANA

Pasal 97
Tindak pidana dalam undang-undang ini merupakan kejahatan.

Pasal 98
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).

Pasal 99
(1) Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).
(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).

Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.


Ketika Negara sudah sangat serius untuk menangani masalah lingkungan hidup, apakah kita semua masih ingin berpangku tangan tidak ingin melakukan apapun untuk bisa disumbangkan kepada negara, dimana anda semua hidup, dimana anda semua menghirup udaranya, dimana anda semua makan dari hasil bumi yang anda tinggali? Anda mungkin berdalih, bahwa itu semua adalah tugas dari kawan-kawan kita yang sudah menggeluti masalah lingkungan dari sononya (memang mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah itu). Yach, mereka semua tidak cukup mengerti masalah Kimia, yang mana kita sendiri kadang kala masih kebingungan kitika ditanya ini itu. Mungkin anda juga sudah merasa terlalu enak untuk meninggalkan profesi anda dengan menjual sedikit pengetahuan anda tentang Kimia kepada mereka yang hampir sama-sekali tidak mengerti tentang Kimia. Lalu mereka membayar mahal tentang keahlian anda tersebut.

Banyak orang awam menjadi keblinger karena ulah seseorang yang hanya mengerti sedikit tentang Kimia kemudian berkoar-koar seolah-olah mereka mengerti benar tentang hal itu. Contohnya adalah ketika air (H2O) yang kemudian dibahasa-kimia-kan mejadi dihydrogenmonoksida, lalu mereka berdalih bahwa bahan kimia itu ada dalam satu produk yang biasa kita minum. Apakah anda mengerti animo masyarakat setelah itu? Jangan-jangan malah anda termakan isyu tersebut?

Mungkin kita masih ingat ketika sebuah material kemasan produk dituduh menjadi dalang berbagai penyakit yang banyak melanda penduduk bumi. Lalu apakah action anda untuk hal itu? Saya disini tidak akan berpanjang-lebar untuk mengulas hal-hal tersebut. Saya hanya ingin mengetuk hati anda semua sebagai orang kimia agar mulai mengerti masalah-masalah di lingkungan kita sendiri. Maksud saya tentunya adalah lingkungan hidup sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.