RADEN PEMANAH RASA
Genre : Kolosal Sejarah
Format : Sinetron
Penulis : 1. Rachmawati
2. Sakti Wibowo
3. Puri Pudeswon
4.Sumirta
Sutradara : Dedy Mercy
Bahasa : Indonesia
Produser : Didi Ardiansyah
Rumah produksi : MNC Pictures
Stasiun televisi : RCTI
Raden Pamanah Rasa adalah
sinetron kolosal Indonesia produksi MNC Pictures yang tayang di stasiun
televisi RCTI sejak 6 Juli 2017 dan berhenti tayang pada 14 Juli 2017.
Sinetron ini dibintangi di antaranya Bima Azriel (12 tahun) sebagai Raden Pemanah Rasa, Rafael Putra Ismy (13 tahun) sebagai Purba Menak, Ferdi Ali Arnaz sebagai Prabu Ningrat Kencana, Kirana Larasati sebagai Astunalarang,Yama Carlos sebagai Surakerta,
Reza Pahlevi sebagai Banyak Sumba, dan masih banyak lagi.
Kisah Prabu Siliwangi
sangat dikenal dalam sejarah Sunda sebagai Raja Pajajaran. Salah satu naskah
kuno yang menjelaskan tentang perjalanan Prabu Siliwangi adalah kitab
Suwasit. Kitab yang ditulis dengan menggunakan bahasa Sunda kuno di dalam selembar
kulit macan putih yang ditemukan di desa Pajajar, Rajagaluh, Jawa Barat.
Prabu Siliwangi adalah seorang
raja besar pilih tanding sakti mandraguna, arif
& bijaksana, memerintah rakyatnya di kerajaan Pakuan Pajajaran. Prabu Siliwangi adalah Putra
Prabu Anggalarang atau Prabu Dewa Niskala, raja dari kerajaan Gajah yang berkuasa di Surawisesa atau Kraton Galuh di Ciamis Jawa Barat. Pada masa mudanya dikenal
dengan nama "Raden Pamanah Rasa". Sejak kecil beliau diasuh oleh Ki Gedeng
Sindangkasih, seorang juru pelabuhan Muara Jati di kerajaan Singapura (seblum bernama Cirebon).
Setelah Raden Pemanah
Rasa dewasa & sudah cukup ilmu yang diajarkan oleh Ki Gedeng Sindangkasih, beliau kembali ke
kerajaan Gajah untuk mengabdi kepada ayahandanya prabu Anggalarang/ Dewa
Niskala. Setelah itu Raden Pemanah
Rasa menikahi putri Ki Gedeng
Sindangkasih yang bernama Nyi Ambet Kasih.
Ketika itu Kerajaan Galuh
dalam pemerintahan Prabu Dewa Niskala atau Prabu Anggalarang sedang dalam masa
keemasanya. Wilayahnya terbentang
luas dari Sungai Citarum di Karawang yang berbatasan langsung dengan kerajaan
Sunda sampai sungai Cipamali, berbatasan dengan Majapahit.
Perang Bubat tak hanya menyisakan dendam, tapi juga mengubah tatanan. Kerajaan Galuh dipindahkan untuk menyelamatkan Ratu Galuh. Raden Pamanah Rasa lahir di antara pusaran itu. Sebagai Putra Mahkota, ia disiapkan ayahandanya -Prabu Anggalarang- untuk menyongsong takdir: menyatukan Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Raden Pamanah Rasa berdiri di atas obsesi tokoh kontroversi seperti Amuk Murugul. Ia kemudian dipertaruhkan ketika para raja nusantara meminta menjadi mediator menghadapi Portugis yang berwajah ganda -pengusaha yang dipersenjatai, berdagang tapi harus menyebarkan agama-.
Jauh sebelum itu, kerikil
tajam mengadang mulai dari iri dengki kakaknya sampai Perang Cogreg yang
menurunkan Rakean Ningrat Kancana dan Rakean Rahyang Kancana dari kedudukan
sebagai Ratu dan Resi. Keberhasilan perjalanan Raden Pamanah Rasa adalah ketika
mendapat gelar dari Sunan Rumenggong -Sri Paduka Maharaja Prabu Guru Gantangan
Sang Sri Jaya Dewata- menandai posisi Rama Agung silih diduduki tiga orang yaitu
Mundinglaya, Mundingwangi, dan Mundingsari. Kisah yang tak banyak diungkap
dalam sejarah nasional, selain dalam cerita lisan.
Sayangnya sinetron kolosal ini dihentikan penayanganya setelah 9 episode. Mungkin ceritanya akan lain jika senetron ini diangkat ke layar lebar terlebih dahulu, seperti misalnya Laskar Pelangi yang akhirnya mendulang sukses kemana-mana. Saya membandingkan cerita kolosal ini dengan cerita novel Laskar Pelangi karena sama-sama dibintangi oleh anak-anak. Sementara masyarakat Indonesia tidak terlalu tertarik dengan bintang anak-anak, dimana berlaku hukum "tak kenal maka tak sayang".
Saya sendiri telah menyaksikan beberpa episode (bagian tengah), dan sungguh saya mengangkat empat jempol sekaligus untuk sinetron ini. Kelebihannya adalah:
- Merupakan cerita sejarah kolosal yang bisa disetarakan dengan Tutur Tinular.
- Bintang-bintang sinetron bertaburan yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, dan termasuk bintang utama (anak-anak) Bima Azriel yang ternyata sudah kenyang berhadapan dengan kamera sejak kecil.
- Cerita, tata letak, tata suara, gesture dan seluruh rangkaian sinetron ini dibuat sangat hati-hati sehingga menghadirkan visual yang nyaris sama dengan aslinya.
Kekurangan dari sinetron ini tidak ada.
![]() |
Para pendukung sinetron Raden Pemanah Rasa |